Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat perceraian yang tinggi. Sebagaimana halnya dengan negara-negara berkembang lainnya, sebagian besar penyebab perceraian di Indonesia adalah karena masalah keuangan, kemudian disusul oleh masalah seks dan perselingkuhan. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga memiliki tingkat perceraian yang lumayan tinggi. Sebuah sumber menyebutkan bahwa setengah pernikahan di Amerika Serikat berakhir dengan perceraian. Di bawah ini 12 penyebab utama terjadinya perceraian.
1. Masalah Keuangan
Sekitar setengah dari kasus perceraian jika ditelusuri bermula dari masalah keuangan. Beberapa penasehat keuangan menyebutkan bahwa penyebab utama dan terbesar terjadinya perceraian di Amerika Serikat adalah masalah keuangan. Tingginya kebutuhan hidup, sifat konsumtif dan kurangnya kemampuan mengelola keuangan menimbulkan tekanan yang besar dalam kehidupan rumah tangga.
2. Tidak Setia
Perselingkuhan adalah penyebab kedua terbesar perceraian. Sekitar seperempat kasus perceraian disebabkan oleh salah satu atau bahkan mungkin keduanya tidak setia satu sama lain. Sebuah penelitian menyebutkan sekitar 25% pria beristri doyan selingkuh, dalam hubungan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Masalah Seksual
Suami istri yang telah menikah selama bertahun-tahun akan mengalami perubahan sifat seksual. Muncul rasa bosan, dan gairah seks menjadi berkurang. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pernikahan mapan membuat wanita malas ngeseks, sementara pria memiliki kebutuhan seks yang stagnan sampai tua. Keinginan terhadap seks yang tidak sama menimbulkan penolakan untuk berhubungan yang ujung-ujungnya akan menyebabkan pertengkaran. Jika pertengkaran terus terjadi tanpa adanya kompromi dari kedua pihak maka akan pernikahan berakhir dengan perceraian.
4. Anak-Anak
Satu per tiga kasus perceraian terjadi karena persoalan anak. Tidak punya anak, kebanyakan anak, harapan yang berbeda terhadap anak, masalah pendidikan dan kesehatan anak. Semuanya bisa menjadi pemicu pertengkaran yang berujung pada perceraian.
5. Kekerasan
Kekerasan mencakup tindakan fisik, ucapan ataupun kekerasan secara emosional. Anehnya, menurut Asosiasi Advokasi Perempuan, istri yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga banyak yang menolak melakukan perceraian. Rata-rata mereka hanya meninggalkan suami mereka sementara waktu dan kemudian rujuk lagi, begitu seterusnya enam sampai delapan kali sepanjang pernikahan mereka sampai mereka akhirnya menuntut bercerai.
6. Masalah Komunikasi
Banyak pasangan yang saling tertutup dan jarang berkomunikasi secara terbuka. Hal ini kadang menyebabkan kesalahpahaman dan memicu pertengkaran. Masalah pemicu pertengkaran biasanya berasal dari masalah keuangan dan masalah bagaimana membesarkan anak.
7. Masalah Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga, orang tua dan anak, saudara sekandung, saudara ipar atau adanya anak tiri, bisa menjadi sumber masalah bagi hubungan suami istri. Sikap yang bijaksana adalah bagian penting dari keberanian dalam menghadapi berbagai masalah keluarga dan perkawinan.
8. Kedekatan dengan Teman
Hubungan pertemanan yang terlalu dekat, baik oleh suami maupun istri bisa juga menjadi sumber gangguan pada hubungan suami istri. Teman yang sejati seharusnya mampu mengeratkan hubungan antar suami-istri.
9. Masalah Ketergantungan
Narkoba, alcohol, judi, semua itu adalah kebiasaan buruk yang membuat ketagihan dan ketergantungan dan sangat merusak perkawinan. Meski tidak disertai dengan tindak kekerasan, perilaku ketergantungan akan membuat perkawinan menjadi hal yang mustahil. Selain itu, ketergantungan juga bisa menjadi pangkal dari masalah keuangan dalam rumah tangga.
10. Masalah Kepribadian
Ada banyak tipe–tipe kepribadian yang bisa menyebabkan ketidakcocokan antar pasangan. Baik ketidakcocokan dalam hal seks, intelektualitas maupun emosi. Pasangan yang memiliki kebutuhan berlebihan untuk disenangkan atau direndahkan pasangannya bisa menghalangi terjalinnya komunikasi yang sehat.
11. Masalah Ekspektasi
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan perkawinan sering tergantung pada adanya harapan-harapan yang realistis dari masing-masing pihak terhadap pasangannya. Jika ada harapan-harapan romantisme yang terlalu muluk dan tidak realistis, maka hal ini bisa menjadi pangkal dari keretakan suami-istri. Agar perkawinan dapat bertahan, memang dibutuhkan tingkat kedewasaan dari suami mapun istri.
12. Masalah Waktu
Pekerjaan dan jadwal kegiatan di rumah seringkali tidak saling bersesuaian. Suami maupun istri, masing-masing memerlukan waktu kebersamaan maupun waktu untuk diri sendiri. Dan keterampilan untuk mengimbangi kedua hal tersebut sangatlah penting dalam menjaga keutuhan perkawinan.
Islam menempatkan ikatan pernikahan sebagai satu anugerah yang sangat besar bagi manusia. Ikatan ini menjadikan sesuatu yang tadinya haram menjadi halal, bahkan membuatnya menjadi ibadah. Islam telah mengatur bagaimana kita harus menjaga sikap terhadap lawan jenis sebelum terjadi pernikahan.
Kesimpulannya, perceraian adalah satu hal yang halal tapi sebisa mungkin harus kita hindari. Karena pasti itu tidak menjadi tujuan dari pernikahan kita. Yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri kita sebaik mungkin untuk menjalani kehidupan setelah pernikahan. Kita harus belajar mengendalikan ego dari sekarang. Karena kebanyakan dari kasus perceraian dewasa ini terjadi disebabkan ego yang tidak terkendali. Dan yang terpenting adalah menjadikan kasus-kasus itu sebagai pelajaran dalam mempersiapkan diri untuk menikah. Karena banyak orang yang pada awalnya sangat idealis tentang pernikahan, justru pada akhirnya bercerai disebabkan ketidakmampuan mereka mengendalikan ego masing-masing.
Sumber : dikutip dari beberapa sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !